Budaya Tura Jaji sebagai Modal Sosial Penyelesaian Konflik di Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende

Main Article Content

Maria Rosalia Mistika
Universitas Nusa Cendana

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya Tura Jaji dalam penyelesaian konflik masyarakat Kecamatan Ende Selatan. Fokus kajian penelitian ini adalah fungsi budaya Tura Jaji, proses penyelesaian konflik, dan Tura Jaji dijadikan sebagai Modal Sosial dalam penyelesaian konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan interaktif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu meningkatkan keharmonisan hidup bermasyarakat, sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan meningkatkan solidaritas, serta sebagai penyelesaian konflik social serta proses penyelesaian konflik dengan melewati tahapan: mengumpulkan kedua belah pihak yang berkonflik (Mera ngambe), melakukan musyawarah untuk berdamai (Bou Mondo), dan mimina sebagai proses pemulihan kembali dengan mengorbankan hewan untuk makan bersama seluruh masyarakat. Penyelesaian selanjutnya dilakukan dengan tahapan yang sama mengumpulkan kedua pihak yang berkonflik, melakukan musyawarah. Apabila salah satu pihak yang berkonflik tidak mau untuk berdamai, dilakukan tahapan pemberian makan leluhur (pa’a loka), sehingga pihak yang tidak mau untuk berdamai akan memperoleh sanksi adat. Budaya Tura Jaji dijadikan sebagai modal sosial penyelesaian konflik yang berpotensi bagi masyarakat Ende Selatan dengan berperan meningkatkan keutuhan sosial masyarakat. Masyarakat sejatinya menjadikan budaya Tura Jaji sebagai pedoman hidup demi kedamaian dan kesejahteraan bersama tanpa adanya konflik. Oleh karena itu, peran modal sosial efektif dalam penyelesaian konflik sosial di tengah masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa budaya Tura Jaji memiliki peran penting sebagai modal sosial dalam penyelesaian konflik di masyarakat Kecamatan Ende Selatan. Budaya ini menjadi pedoman hidup dan dijadikan sebagai mekanisme dalam menyelesaikan konflik sosial secara efektif.


Keywords: Budaya Tura Jaji, Modal Sosial, Peyelesaian Konflik
Agusti, R. (2017). Modal Sosial Lulusan Sarjana Lulusan Dalam Mencari Pekerjaan (Studi Kasus di Gampong Blang Puuk Kulu, Kec. Seunagan, Kab. Nagan Raya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 2(2), 697–712.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).
Faedlulloh, D. (2017). Modal Sosial dan Praktik Gotong Royong Para Pengrajin Gula Kelapa di Desa Ketanda Kabupaten Banyumas. Publisia: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 2(2), 89–101.
Jehamat, L., & Mbadhi, A. C. (2018). Peran Budaya Tura Jaji Dalam Mencegah Konflik Sosial Di Desa Aewora Kecamatan Aewora Kabupaten Ende-Flores. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial Dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 4(3).
Kamahi, R. (n.d.). Jehamat.(2016). Bayangan Bahaya Dari Selatan (Pemetaan Potensi Konflik Antaragama Di Kabupaten Ende, Flores NTT). Penelitian Hibah Bersaing: Universitas Nusa Cendana.
Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–165.
Muhammadsari, S. (2018). Persepsi Mahasiswa Thailand Di Indonesia Terhadap Konflik Di Thailand Selatan: Studi Persepsi Mahasiswa Thailand Di Jawa Tengah. Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Murniati, M., Nasruddin, N., & Saifuddin, S. (2020). Peran Pemerintah Desa Dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Pada Karakter Generasi Muda. Kandidat: Jurnal Riset Dan Inovasi Pendidikan, 2(1), 1–7.
Praiswari, R. W., & Arsandrie, Y. (2021). Akulturasi Budaya di Kawasan Kauman Surakarta. Arsir, 35–45.


Purbaningrum, M., Cahyani, C. M., Bilad, D. I., Wulandari, E. A., Dewi, D. L., Afifah, N., Rahma, I. A., Chofifah, N., Lestari, R. T., & Arliana, S. P. (2021). Etnomatematika beberapa sistem budaya di indonesia. Zifatama Jawara.
Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar melalui kearifan lokal. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 3(2), 201–214.
Saputri, S. A. D., & Rachmawatie, D. (2020). Budidaya ikan dalam ember: strategi keluarga dalam rangka memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi covid-19. Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1).
Syah, F. (2017). Strategi mengembangkan desa wisata.
Syakhrani, A. W., & Kamil, M. L. (2022). Budaya dan kebudayaan: Tinjauan dari berbagai pakar, wujud-wujud kebudayaan, 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal. Cross-Border, 5(1), 782–791.
Tamboto, H. J. D., & Manongko, A. A. C. (2019). Model Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir Berbasis Literasi Ekonomi dan Modal Sosial. Makaria Waya.
Tarigan, D., & Hayati, S. (2023). Analisis Eksistensialisme Feminisme dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila Salikha Chudori. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 3(2), 290–299.